Kamis, 12 Januari 2012

Kecanduan Makanan? Inilah Cara Mengatasinya!

 

Jakarta - Kecanduan makanan tak ubahnya ketagihan obat dan gila belanja. Gejalanya adalah tak berdaya menahan hasrat mengkonsumsi makanan. Kondisi ini bisa menyebabkan obesitas, kesehatan menurun, dan tekanan psikologis.

Menurut Caryl Ehrlich, penulis buku 'Conquer Your Food Addiction' yang pernah menjadi compulsive eater, pecandu makanan, tidak selalu hanya ketagihan satu makanan tertentu. Kecanduan makanan lebih ke perilaku makan saat tidak lapar secara fisik, namun karena lapar secara emosional. Misalnya akibat frustrasi, bosan, atau marah.

Penggila makan butuh pelarian dari kondisi yang mengganggu tersebut. Ketika makanan menjadi obyek yang dianggap menyelesaikan masalah, orang yang menderita kelainan ini akan menambah porsi dan frekuensi makan terus menerus agar terhindar dari stres.

Pecandu makan merasa seperti 'diperbudak' makanan. Meskipun mereka tahu mereka tidak seharusnya melakukan hal itu, mereka tidak dapat berhenti.

Kecanduan tidak selalu bermula dari makanan yang lezat atau terlihat menarik. Elemen yang berperan adalah siklus makan itu sendiri. Menurut Caryl, doyan makan yang sehat adalah ketika kita bisa bersikap acuh tak acuh pada makanan.

Apa saja tanda-tanda kecanduan makanan?


  • Saat sedang makan, Anda berniat akan makan lagi nanti.
  • Ketika melewati makanan atau tempat makan, Anda tidak bisa hanya lewat dan tidak. membelinya, karena makanan tersebut akan selalu terbayang-bayang.
  • Penjual makanan tahu makanan kesukaan Anda atau yang biasa Anda beli.
  • Anda membeli makanan untuk disantap saat jam makan, namun malah langsung Anda lahap sesampainya di rumah.
  • Anda menyantap makanan di jalan, di mobil, bahkan langsung di tokonya
  • Ketika Anda menyisakan makanan di dapur, Anda tak tahan untuk kembali lagi dan lagi untuk memakannya.
Kecanduan makan berpengaruh secara fisik, mental, dan emosional. Imbasnya bukan hanya obesitas, darah tinggi, kolesterol, dan diabetes, tapi juga berdampak pada harga diri. Adiksi makanan dapat membuang waktu, uang, dan energi.

Saat pesta, penggila makan paling sulit menahan diri. Jika Anda sudah susah payah membuat aturan makan di rumah, pesta biasanya jadi tempat pengecualian. Solusinya, jangan pusatkan perhatian pada makanan. Coba alihkan pandangan ke suasana pesta, musiknya, atau ngobrol dengan teman.

Tatkala lapar, pikirkan makanan apa yang diinginkan saat ada di suatu pesta. Misalnya ada makanan yang jarang disajikan atau belum pernah dicoba, maka tidak perlu mencicipi hidangan yang sudah sering dimakan. Ambil porsinya seperti sedang makan di rumah.

Jangan lupa minum air putih dulu sebelum makan. Jika ingin minum wine, sebaiknya makan dulu, lalu selingi wine dengan air putih agar tidak minum berlebihan.

Ketika sedang berada di restoran, anggap saja sebagai rumah sendiri. Bedanya hanya ada orang yang melayani dan memasakkan. Hal ini berguna agar kita bisa makan seperti porsi di rumah, tanpa tambahan makanan pembuka, pencuci mulut, serta minuman manis atau minuman beralkohol yang sebenarnya tidak perlu.

Saat makan, jangan terburu-buru. Caranya letakkan sendok, garpu, atau sumpit setiap selesai menyuapkan makanan ke dalam mulut. Pastikan mulut sudah kosong ketika akan memasukkan makanan lagi.

Mengatasi kecanduan makan terlihat mustahil karena banyak godaan. Namun, Caryl menyarankan ubahlah pendekatan dan sikap terhadap makanan setahap demi setahap agar dapat memutus siklus makan yang berlebihan.

http://www.detikfood.com/read/2012/01/02/124807/1804584/900/kecanduan-makanan-inilah-cara-mengatasinya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar