Rabu, 21 September 2011

Obesitas, Jangan Dianggap Remeh



Pada masa lampau badan yang gemuk merupakan lambang kemakmuran yang menentukan status sosial seseorang. Dengan pandangan tersebut maka ada kecenderungan banyak orang menginginkan badan yang gemuk bahkan sampai terjadi obesitas. Namun saat ini obesitas merupakan suatu penyakit kronik yang menjadi perhatian bagi dunia kesehatan. Hal tersebut disebabkan karena orang yang obesitas mempunyai resiko untuk menderita berbagai penyakit.

Menurut Hamam Hadi (2004), orang dewasa yang mengalami obesitas mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita berbagai penyakit seperti penyakit kardiovaskuler (kolesterol tinggi, dislipidemia, dan hipertensi), resistensi endokrin, dan diabetes mellitus tipe 2 yang merupakan penyakit-penyakit pembunuh utama manusia atau pemberi beban kesehatan yang tinggi. Disamping sangat erat kaitannya dengan masalah - masalah kesehatan mental.

Pengertian Obesitas
Obesitas merupakan keadaan yang tidak dikehendaki, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. Tetapi tidak semua orang yang mempunyai berat badan lebih disebut sebagai obesitas. Jadi untuk mengatakan seorang anak mengalami obesitas di samping gejala klinis harus juga didukung oleh pemeriksaan antropometri (fisik) yang jauh di atas normal. Pemeriksaan fisik tersebut antara lain berat badan terhadap tinggi badan, berat badan terhadap umur dan tebalnya lipatan kulit dan paling sedikit perbandingannya 10 % di atas nilai normal.

Faktor-faktor Penyebab Obesitas
Menurut para ahli, didasarkan pada hasil penelitian, obesitas dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Zainun Mu’tadin (2002) mengemukakan bahwa faktor-faktor penyebab obesitas diantaranya adalah faktor genetik, disfungsi salah satu bagian otak, pola makan yang berlebih, kurang gerak / olahraga, emosi, dan faktor lingkungan
Genetik
Seringkali kita menjumpai anak-anak yang gemuk dari keluarga yang salah satu atau kedua orang tuanya gemuk juga. Hal ini menunjukkan bahwa faktor genetik telah ikut campur dalam menentukan jumlah unsur sel lemak dalam tubuh. Pada saat ibu yang obesitas sedang hamil maka unsur sel lemak yang berjumlah besar dan melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan kepada sang bayi selama dalam kandungan. Dengan demikian tidak heran apabila bayi yang dilahirkan pun memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar.

Kerusakan pada salah satu bagian otak
Perilaku makan seseorang dikendalikan oleh sistem pengontrol yang terletak pada suatu bagian otak yang disebut hipotalamus. Hipotalamus merupakan sebuah kumpulan inti sel dalam otak yang langsung berhubungan dengan bagian-bagian lain dari otak dan kelenjar dibawah otak. Hipotalamus mengandung lebih banyak pembuluh darah dari daerah lain pada otak, sehingga lebih mudah dipengaruhi oleh unsur kimiawi dari darah.

Dua bagian hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makan yaitu hipotalamus lateral (HL) yang menggerakan nafsu makan (awal atau pusat makan); hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas merintangi nafsu makan (pemberhentian atau pusat kenyang). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa bila HL rusak/hancur maka individu menolak untuk makan atau minum, dan akan mati kecuali bila dipaksa diberi makan dan minum (diberi infus). Sedangkan bila kerusakan terjadi pada bagian HVM maka seseorang akan menjadi rakus dan kegemukan.

Pola makan berlebihan
Pola makan berlebihan cenderung dimiliki oleh orang yang kegemukan. Orang yang kegemukan biasanya lebih responsif dibanding dengan orang yang memiliki berat badan normal terhadap isyarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau makanan, atau saatnya waktu makan. Mereke cenderung makan bila ia merasa ingin makan, bukan makan pada saat ia lapar. Pola makan yang berlebihan inilah yang menyebabkan mereka sulit untuk keluar dari kegemukan apabila tidak memiliki kontrol diri dan motivasi yang kuat untuk mengurangi berat badan.

Kurang gerak / olahraga
Berat badan berkaitan erat dengan tingkat pengeluaran energi tubuh. Pengeluaran energi ditentukan oleh dua faktor, yaitu: 1) tingkat aktivitas dan olah raga secara umum; 2) angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi minimal tubuh. Dari kedua faktor tersebut metabolisme basal memiliki tanggung jawab dua pertiga dari pengeluaran energi orang normal.

Walaupun aktivitas fisik hanya mempengaruhi sepertiga dari pengeluaran energi seseorang dengan berat normal, tapi bagi orang yang kegemukan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat penting. Ketika berolahraga kalori terbakar, makin sering berolahraga maka semakin banyak kalori yang hilang. Kalori secara tidak langsung mempengaruhi sistem metabolisme basal. Orang yang bekerja dengan duduk seharian akan mengalami penurunan metabolisme basal tubuhnya. Jadi olah raga sangat penting dalam penurunan berat badan tidak saja karena dapat membakar kalori, melainkan juga karena dapat membantu mengatur berfungsinya metabolisme normal.

Pengaruh emosional
Pada beberapa kasus obesitas bermula dari masalah emosional yang tidak teratasi. Orang-orang yang memiliki permasalahan menjadikan makanan sebagai pelarian untuk melampiaskan masalah yang dihadapinya. Makanan juga sering dijadikan sebagai subtitusi untuk pengganti kepuasan lain yang tidak tercapai dalam kehidupannya. Dengan menjadikan makanan sebagai pelampiasan penyelesaian masalah maka apabila tidak diimbangi dengan aktifitas yang cukup akan menyebabkan terjadinya kegemukan.

Lingkungan
Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang untuk menjadi gemuk. Jika seseorang dibesarkan dalam lingkungan yang menganggap gemuk adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka orang tersebut akan cenderung untuk menjadi gemuk. Selama pandangan tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal maka orang yang obesitas tidak akan mengalami masalah-masalah psikologis sehubungan dengan kegemukan.

Dampak Obesitas
Ida Ayu Sri Kusuma Dewi Manuaba (2004) menjelaskan bahwa jika obesitas dialami pada masa anak-anak yang berlanjut hingga masa dewasa maka dapat menimbulkan penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhnan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Obesitas pada bayi dapat berisiko terjadinya infeksi saluran pernafasan bagian bawah karena terbatasnya kapasitas paru-paru. Di samping itu dapat juga menyebabkan adanya sumbatan pada saluran pernafasan dengan pembesaran tonsil (amandel) sehingga menyebabkan gangguan tidur, gejala-gejala penyakit jantung dan kadar oksigen dalam darah yang tidak normal. Keluhan lain nafas menjadi pendek. Obesitas juga dapat menyebabkan kulit sering lecet karena gesekan, anak merasa gerah/panas, sering disertai biang keringat, maupun jamur pada lipatan-lipatan kulit. Obesitas dapat juga mengakibatkan pergerakan anak menjadi lambat. Di samping itu dapat juga mengakibatkan kelainan pada tulang dan sendi seperti kaki pengkor ke arah dalam, dll.

Obesitas dapat juga mempengaruhi faktor kejiwaan pada anak yakni sering merasa kurang percaya diri. Apalagi kalau anak berada pada masa remaja dan mengalami obesitas biasanya menjadi pasif dan depresi, karena sering tidak dilibatkan pada kegiatan yang dilakukan oleh teman sebayanya. Gangguan kejiwaan ini juga dapat sebagai penyebab terjadinya obesitas, yaitu dengan melampiaskan stres yang dialaminya ke makanan. Tetapi bila obesitas pada masa anak-anak terus berlanjut sampai masa dewasa dapat mengakibatkan antara lain hipertensi (tekanan darah tinggi) pada masa pubertas, penumpukan lemak dalam darah, penyakit jantung koroner; penyempitan pembuluh darah, dan tekanan darah tinggi bertambah parah pada masa dewasa. Selain itu obesitas dapat juga memicu terjadinya penyakit kencing manis.

Pencegahan Obestias
Mencegah terjadinya obesitas jauh lebih baik daripada mengobati. Yang penting adalah bagaimana mengubah pandangan masyarakat agar tidak lagi ada anggapan bahwa sehat itu identik dengan gemuk.
Pencegahan harus dilakukan sedini mungkin dimulai sejak dari bayi yaitu dengan memberikan ASI eksklusif, kemudian pemberian makanan tambahan mulai umur 4 bulan dan ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun. Tidak memberikan makanan/minuman tiap anak menangis, kecuali kalau kita yakin anak tersebut lapar. Sedangkan pada anak yang berisiko mengalami kegemukan perlu dipantau pola makan, masukan total kalorinya dan diukur berat badan serta tinggi badannya secara teratur. Selain itu akivitas fisik sebaiknya dikenalkan sejak dini pada anak baik dengan cara bermain maupun berolah raga sehingga banyak energi yang digunakan. Sedangkan acara menonton televisi atau video yang menjadi hobi anak-anak sebaiknya dipakai hanya sebagai selingan atau dibatasi kurang dari 2 jam per hari. Dengan pencegahan tersebut diharapkan dapat mengurangi dampak buruk obesitas.

Penanggulangan Obesitas
Berat badan ideal bisa diwujudkan dengan mengkonsumsi energi sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Sehingga tidak terjadi penimbunan energi dalam tubuh dalam bentuk lemak, atau sebaliknya penggunaan lemak tubuh sebagai sumber energi kurang. Penanganan masalah obestitas tidak dapat dilakukan dalam waktu yang relative singkat, tetapi harus dilakukan secara bertahap. Arnelia,M.Sc. mengemukakan bahwa penanggulangan masalah obesitias dapat dilakukan secara sederhana, yaitu dengan mengonsumsi makanan secara teratur dengan gizi seimbang tetapi jumlahnya kurang dari biasanya. Disamping itu kegemukan juga dapat diatasi dengan banyak melakukan aktivitas olah raga yang teratur sehingga lemak tubuh dapat terbakar.

http://www.smallcrab.com/kesehatan/89-obesitas-jangan-dianggap-remeh

7 Makanan Sehat Penurun Berat Badan

Siapapun mereka pasti menginginkan berat badan yang ideal, namun faktanya tidak semua orang yang memiliki berat badan yang sempurna yang diinginkan banyak orang. Faktor utama kelebihan berat badan yaitu pola makan, mengapa? Karena pola makan  buruk sangat mempengaruhi berat dadan. Dikutip dari wolipop.com saya menemukan makanan sehat yang mampu  menurunkan berat badan. Adapun jenis makanan sehat dibawah ini dapat membantu anda untuk menurunkan berat badan ideal, seperti apa yang anda inginkan:
 Gandum
gandum
Semua jenis gandum baik untuk kesehatan, tapi jenis gandum utuh (belum terlalu banyak diproses) punya serat 5 gram lebih banyak per porsinya dibandingkan gandum instan yang hanya 3 sampai 4 gram. Biasakan sarapan dengan bubur gandum yang dicampur buah-buahan segar. Gandum atau oatmeal membuat perut kenyang lebih cepat, tapi lapar lebih lama, jadi merupakan makanan tepat untuk mengurangi berat badan berlebih.
Goji Berry
goji-berry
Bosan dengan camilan buah segar, sayuran atau kraker gandum? Kunyah saja buah goji berry kering. Teksturnya yang kenyal dengan rasa enak menjadikan buah ini pilihan tepat untuk camilan sehat. Goji berry mengandung 18 asam amino dan sumber protein, dengan kalori hanya sebesar 35 per sendok makan. Camillah goji berry di sore hari menjelang makan malam, untuk membuat perut sedikit kenyang sehingga Anda tidak akan makan banyak saat tiba waktunya santap malam.
Salmon
salmon
Protein dari ikan-ikanan membantu Anda merasa kenyang tanpa menambah lemak. Ikan salmon merupakan sumber protein yang lebih sehat dibandingkan daging merah atau ayam. Studi menemukan, dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan asam lemak tak jenuh bisa mengurangi berat badan hingga 9 pon. Salmon sudah memiliki rasa yang lezat tanpa harus diolah atau ditambahi bumbu berlebihan. Menurut chef asal Washington D.C. Sidra Forman, lebih simpel lebih baik. Cukup bumbui potongan daging salmon dengan garam dan merica, lalu masak di atas wajan panas menggunakan 2 sendok makan minyak selama 1-3 menit. Salmon juga enak dimakan mentah, namun harus teliti dalam pengirisan dan penyajiannya agar tidak terkontaminasi bakteri. Orang Jepang biasa mengolesinya dulu dengan jeruk nipis sebelum memakannya.
Apel
apel
Mengonsumsi apel sebelum makan hidangan utama akan membuat Anda mengunyah makanan lebih sedikit. Apel bisa memberi rasa kenyang sehingga mengurangi hasrat makan. Plus, buah yang renyah saat dikunyah ini juga mengandung antioksidan yang mencegah sindrom metabolisme. Yaitu suatu kondisi dimana lemak berlebih terkumpul di perut dan menghasilkan bentuk badan seperti membulat. Jika bosan makan apel segar, Anda bisa mengolahnya dengan cara dipotong jadi empat bagian, lalu taburi masing-masing atasnya dengan 1/2 sendok teh bubuk kayu manis. Setelah itu, panggang dalam microwave atau oven selama 1,5 menit. Anda pun berhasil membuat camilan sehat dari apel.
Selai Kacang
selai-kacang
Camilan ini merupakan sumber protein dan serat yang sangat baik untuk kesehatan usus dan juga mengandung folat yang dapat melindungi Anda dari penyakit serius seperti kanker usus dan jantung. Bahkan, para peneliti di Harvard Medical School baru-baru ini melaporkan bahwa mengemil selai kacang lima kali dalam seminggu, dapat mengurangi risiko serangan jantung.
Biji Buah Delima
biji-buah-delima
Buah delima sangat kaya akan antioksidan. Banyak orang mengambil manfaatnya dengan dibuat minuman segar atau jus. Tapi tak hanya sari buahnya yang bermanfaat bagi kesehatan. Biji buah delima juga memiliki antioksidan pelawan penyakit, ia juga rendah kalori dan tinggi serat. Biji buah delima kini banyak dijual di supermarket besar. Anda bisa mengonsumsinya sebagai snack, taburan salad atau campuran cah baby spinach.
Cabai
cabai
Cabai atau rempah-rempah yang menimbulkan sensai pedas di mulut bisa meningkatkan metabolisme tubuh. Senyawa di dalam cabai yang disebut capsaicin punya efek termogenik membuat tubuh membakar ekstra kalori selama 20 menit setelah Anda memakannya. Saat makan cabai atau makanan pedas, tubuh pasti akan berkeringat dan terasa panas. Ini tanda kalau capsaicin sedang bekerja. Meskipun cabai disarankan untuk membantu penurunan berat badan, jaga agar konsumsinya tidak terlalu berlebihan karena bisa mengganggu pencernaan, terutama jika punya asam lambung tinggi.

http://sayhitohenny.blogdetik.com/2011/08/23/7-makanan-sehat-penurun-berat-badan/